Sabtu, 19 Mei 2012

Ketika Semua itu Bermula..


Kembali ke paruh pertama tahun 2010 lalu, saya adalah seorang mahasiswa baru yang baru saja masuk ke dalam euforia kampus. Bulan-bulan awal saya di kampus UI tercinta ini masih terpaku dalam hal akademis & organisasi kampus. Ya, tidak ada suatu hal yang sangat istimewa saat itu selain pencapaian akademik saya yang membuat kedua orang tua saya tesenyum manis, Alhamdulillah..
Hari-hari di UI pun berjalan seperti biasa, sampai akhirnya datang sebuah event yang cukup menarik minat saya, “Malam Apresiasi Prestasi FTUI 2010”. Saya tertegun melihat nama acara itu yang kelihatan begitu hebat kala itu. Tentu di kalangan mahasiswa, khususnya UI, event Malam Apresiasi Prestasi sudah bukanlah hal yang asing. Di malam itu, akan terpilih beberapa orang yang akan dinobatkan menjadi seorang “Mapres”, atau mahasiswa berprestasi dalam berbagai bidang. Nantinya, mapres utama dari setiap fakultas akan bersaing di tingkat UI untuk mewakili UI di tingkat nasional. Saat itu saya bertanya-tanya, kira-kira seperti apa ya calon-calon mahasiswa beprestasi yang akan mendapatkan gelar tersebut? Pasti mereka orang-orang yang sangat “dewa”, begitu pikir saya. Yah, mungkin pembaca bisa menebak, belum banyak targetan yang saya buat kala itu, dan tema “berprestasi” sepertinya belum menjadi trending topic di benak saya.
Kemudian, tiba-tiba saya ditawari oleh Project Officer MAP FTUI 2010 untuk bergabung dalam kepanitiaan MAP. Tidak tanggung-tanggung, saat itu saya direkomendasikan untuk membantu tim seleksi MAP, divisi yang menjadi penentu siapa saja yang berhak dinobatkan menjadi mapres. (Sudah 2 tahun berlalu sejak MAP 2010, semoga setelah ini tidak ada surat protes terkait hasilnya, karena anggota tim seleksi memang agak dirahasiakan sejak awal, hahaha).
Menjadi anggota tim seleksi, membuat saya memiliki akses untuk melihat dokumen-dokumen para calon mapres. Ketika saya sedang memeriksa dokumen-dokumen mereka, seringkali saya tertegun dan terkagum-kagum melihat prestasi-prestasi mereka yang sepertinya tidak pernah saya bayangkan. Pergi ke luar negeri beberapa kali, memenangkan perlombaan tingkat nasional, menjadi project officer acara nasional, seakan sudah menjadi hal yang wajar mewarnai CV mereka. Tak henti-hentinya saya terkagum, sampai tiba akhirnya perasaan itu lama-lama berubah, dari yang tadinya hanya kagum saja, menjadi sebuah motivasi di dalam diri! Saya menjadi berpikir, bahwa saya pun juga pasti bisa berprestasi seperti mereka, bahkan lebih!
Akhirnya, ketika di penghujung acara Malam Apreasiasi Prestasi FTUI 2010, munculah sebuah daftar baru dalam doa harian saya, “Ya Allah, semoga suatu hari nanti saya juga bisa menjadi seorang Mapres..”. Setelahnya, mulai terbukalah mata saya mengenai kehidupan kampus. Saya semakin banyak menemui mahasiswa-mahasiswa UI yang memiliki prestasi segudang. Selain itu, saya juga melihat banyak sekali mahasiswa yang memiliki peran kontribusi yang luar biasa di berbagai bidang. 
Semenjak dari situlah, saya mulai melihat fase perguruan tinggi dengan lebih luas. Fase perguruan tinggi bukanlah fase dimana seorang mahasiswa hanya berkutat dengan akademis dan menargetkan untuk lulus cepat, tapi lebih merupakan sebuah fase kritis dimana mahasiswa dihadapkan dengan begitu banyak kesempatan untuk berkembang, memupuk moral dan berkontribusi di masyarakat. Sekarang, tinggal kita yang memilih untuk mengambilnya atau tidak. Karena itu, jangan sia-siakan masa 4 tahun ini hanya menjadi mahasiswa biasa, kawan! Saya pun saat ini masih, dan akan terus masih berjuang hingga akhir untuk menguak seluruh potensi yang diberikan Allah SWT dalam diri saya ini. Tetapkan target setinggi-tingginya sesuai dengan minat kita dan usaha terus menerus untuk menggapainya. Bila kita tetap istiqomah, insya Allah, kita akan terkejut sendiri dengan apa yang bisa kita lakukan di kemudian hari. Wallahu’alam bishowab..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar